Artikel ini dimuat di Tabloid Intajiyah 1 tahun (Maret 2011) yang lalu, diposting kembali sebagai cerita awal untuk melanjutkan kisahnya ...
SECANGKIR KOPI
(Sebuah pengantar dari penulis)
Beberapa pekan yang lalu saya mendapatkan surat undangan Lomba Pengguna Komputer Pelajar (LPKP) Ke-7 yang diselenggarakan di SMAN 1 Tambun Selatan (SMANTAS). Surat yang memang ditunggu setiap tahunnya, karena terus terang event-event lomba komputer semacam ini jarang sekali terdengar di wilayah kabupaten Bekasi. Mulai dari saat itu pula kisah ini ditulis.
Alasan paling utama kenapa saya menulis adalah agar moment ini terdokumentasikan secara tertulis sebagai gambaran perjalanan lomba mulai dari persiapan hingga mencapai kemenangan disamping terdokumentasikan secara visual. Sebenarnya beberapa tahun yang lalu saya sempat menulis kisah semirip ini dengan moment yang sama yaitu pada saat mendapatkan juara 2 & 3 pada LPKP ke-4 tahun 2008 dan terdokumentasikan dialamat www.smpit-thariq.com. Namun justru dokumentasi tersebut hilang terkubur bersama wafatnya website tersebut 2 tahun lalu dan saya belum sempat mem-backup-nya.
Cara penulisan yang akan saya sajikan adalah dengan perspektif (sudut pandang) saya sendiri. Ini dimaksudkan agar jalan ceritanya mengalir sesuai dengan angle yang saya dapatkan walaupun dengan alur maju mundur. Di sini akan sangat terkesan ke-egois-an dari penulis. Saya yakin akan ada banyak kritikan dan kekurangsukaan dan saya telah siap menerimanya dengan besar hati dan bertanggung jawab. Justru itulah yang jadi feedback nilai tambah untuk saya sendiri sebagai “penulis amatir”. Saya butuh koreksi, kritik, dan saran semua.
SURAT CINTA ITUPUN DATANG
“Assalamu’alaikum Pak Adi, ada Pak Faisal?”, tanya seorang berseragam SMA dengan badge SMAN 1 Tambun Selatan. “Oo kamu Gus, ada apa?”, jawab saya. “Ini Pak mau ngasih surat”, lanjutnya. Seorang alumni SMPIT TBZ yang masih saya kenal dan ingat namanya, Bagus Wilar Nugroho mengantarkan amplop putih yang ternyata berisi surat undangan lomba komputer yang akhirnya langsung diserahkan kepada saya karena kebetulan saya guru TIK-nya. Sepucuk surat yang bagi saya bagaikan “surat cinta” yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Rasa penasaran dan semangat yang menggeloralah yang membuat saya mensetarakan itu seperti surat cinta karena setiap tahun surat itu sampai dan setiap tahun event lomba ini kami ikuti, kami hanya bisa puas dengan juara 2 atau juara 3.
Sejarah LPKP bagi saya adalah “eksis”, jargon yang sering digunakan anak-anak jaman sekarang. Eksistensi seorang guru yang ingin sekali mengantarkan anak didiknya berprestasi dan berada di puncak kemenangan dalam sejarah pengabdiannya. Sejarah itu dimulai dari tahun pertama LPKP diselenggarakan. Secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut. LPKP pertama tahun 2005, tahun ketiga saya mengajar, SMPIT Thariq Bin Ziyad hanya bisa jadi partisipan, sebuah pelajaran berharga untuk memupuk mental juara. LPKP ke-2, SMPIT TBZ tidak ikut serta karena tidak ada undangan yg kami terima, entah apa sebabnya. LPKP ke-3, sejarah menjadi partisipan kembali terulang, namun kali ini lebih terencana. Di tahun ini 2 orang peserta yang kami kirim adalah 2 orang yang akan saya bina selama 1 tahun setelahnya untuk dapat meraih juara ditahun berikutnya. LPKP ke-4, sejarah pertama terukir. Rencana dan strategi yang telah dibuat berbuah, juara 2 dan juara 3 diraih sekaligus. Kisah inilah yang saya tulis dan saya gunakan sebagai motivasi bagi para calon-calon juara selanjutnya. Namun sayang tulisan tersebut kini sudah terkubur (sedih -> mode ON). Mari kita lanjutkan, LPKP ke-5, SMPIT TBZ meraih Juara 3. LPKP ke-6, sama, Juara 3. Maka jadilah rasa penasaran itu muncul dan menggunung, penasaran untuk bisa menjadi JUARA 1. Itu sebabnya kabar kedatangan surat undangan LPKP menjadi surat cinta bagi saya.
RAHASIA YANG INGIN SAYA UNGKAP
Sebenarnya ini adalah rahasia, makanya jangan bilang siapa-siapa. Tapi sesungguhnya ini adalah hal sederhana yang bisa dilakukan siapa saja namun memang butuh kesabaran. Dari mulai LPKP ke-4 sampai sekarang SMPIT TBZ langganan membawa pulang piala juara, ini rahasianya. Mulai dari saat itu saya mengirimkan peserta lomba dari semua level, kelas 7, 8 dan 9 yang sudah saya bina dan persiapkan secara khusus. Mental juara harus disiapkan sejak dini. Maka jadilah semua peserta yang saya ikut sertakan memiliki tugas yang berbeda-beda. Kelas 7 bertugas menyiapkan mental juara, mengamati medan tempur, merasakan pertempuran, menyerap sebanyak-banyaknya pengalaman, dan siap kalah. Kelas 8 bertugas mengokohkan mental juara, bertempur semaksimal mungkin, menjadi kompetitor bagi rekannya sendiri kelas 9, namun harus siap menang dan siap kalah. Kelas 9 bertugas menjadi pemenang, dengan tetap ksatria jika ada lawan yang lebih tangguh dan jadi kalah , karena semua telah tercatat dan menjadi bagian ketentuan Allah SWT.
TEORI ARCHIMEDES
“Hari Ahad Jam 7 teng disekolah !!!, jangan terlambat !”, seru saya kepada siswa-siswa SMPIT TBZ yang akan ikut serta dalam LPKP ke-7 pada Jumat siang itu.
“Hari ini sengaja tidak ada materi pembinaan lagi, terakhir Kamis kemarin. Hari ini, besok dan Ahad adalah masa INKUBASI dan ga usah bawa buku pada saat hari H nanti”, perintah sekaligus nasehat saya pada mereka.
Apa itu INKUBASI ? mari kita bahas sedikit.
Sekitar abad 3 SM, Archimedes diminta oleh raja Hiero II untuk menentukan apakah mahkotanya 100 % terbuat dari emas murni atau ada campuran logam lain. Archimedes berada dalam kondisi kritis. Ia berpikir, sel-sel otak mulai mengorganisasi diri. Menurut Fisikawan abad 19 Hermann von Helmholtz, dalam menyelesaikan suatu masalah sulit otak kita bekerja dalam tiga tahap: saturasi (pengumpulan ide), inkubasi (pengeraman ide), dan iluminasi (pencerahan). Otak akan mengalami tahap saturasi ketika ia menerima banyak input-input untuk menyelesaikan masalah ini. Input-input ini bisa berupa pengalaman-pengalaman berbagai orang, bisa berupa buku-buku, teori-teori dan sebagainya. Setelah menerima input-input itu otak akan mengalami masa inkubasi. Di masa inkubasi ini, aktivitas otak terus berlangsung tetapi hanya di alam bawah sadar. Setelah lewat masa inkubasi muncullah ide kreatif yang memberikan pencerahan untuk pemecahan masalah tersebut.
Suatu hari Archimedes berendam di bak mandi, dia melihat ada air yang tumpah. Tiba-tiba ia mendapat pencerahan. Ia melihat bahwa air tumpah karena ada benda yang lebih ringan dari air masuk dalam bak tersebut.
Ya, benda ringan volumenya lebih besar! Inilah jawaban dari persoalan mahkota raja Hiero! Di depan Raja Hiero, Archimedes mengambil suatu bongkahan emas asli yang beratnya sama dengan berat mahkota. Ia menaruh bongkahan tersebut dalam sebuah mangkok. Kemudian mangkok tersebut diisi air hingga penuh. Selanjutnya, emas bongkahan dikeluarkan dari dalam mangkok dan tempatnya digantikan dengan mahkota yang akan diuji keasliannya. Jika permukaan air tepat di bibir mangkok (tidak ada air yang tumpah) berarti emas pada mahkota itu adalah emas utuh, artinya, tidak ada campuran logam di dalamnya. Tetapi jika ada air yang tumpah berarti ada campuran logam ringan di dalam mahkota itu, karena logam ringan volumenya lebih besar. Konon, begitu menemukan solusi ini, Archimedes melompat dari bak mandinya dan berteriak-teriak "eureka... eureka!" (saya sudah temukan!) di jalan raya tanpa mengenakan pakaian (bagian ini jangan ditiru, BAHAYA).
Begitulah saya berpesan kepada mereka. Saya tidak ingin mereka terbebani dan masih pusing dengan soal-soal dan materi lomba. Pembinaan sudah selesai pada H-3, dan inkubasi itu menjadi penting bagi saya untuk mereka. “Santai aja, istirahat, jaga kondisi. Ga usah belajar lagi”, kata saya mengakhiri pesan dan nasihat terakhir pada Jum’at siang itu tanpa lupa menitipkan saran agar bisa Qiyamullail untuk mohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT.
Jadi Teori Archimedes lahir lewat proses inkubasi juga. Dan mereka mengerti apa yang saya maksud.
EMPAT LAWAN TUJUH BELAS
Pukul 08.00 tepat kami tiba di SMANTAS. Anak-anak SMPIT TBZ kebetulan diantar ayahnya Firell dengan Panther yang kebetulan juga memang tidak ada mobil yang mengantar mereka karena tadinya akan ada 4 motor yang sedianya membawa 4 orang ini menuju medan tempur. Sebenarnya 4 motor yang sudah direncanakan, awalnya jadi bagian dalam membangun mental pejuang yang tidak mengeluh saat perjuangan menghadapi rintangan. Tapi, Panther lumayan juga supaya mereka bisa aman dan nyaman sampai tujuan (kebetulan.com).
Rupanya kami adalah peserta terakhir yang tiba ditempat lomba. Seluruh peserta telah hadir dan menempati ruangan yang akan digunakan untuk acara pembukaan. Tapi memang suasananya sedikit berbeda dengan pesan yang saya sampaikan ke anak-anak TBZ. Pagi itu sebagian besar peserta tengah sibuk dengan buku-buku dan contoh-contoh soal ditangan mereka sesaat sebelum acara pembukaan dimulai. Lomba yang tinggal beberapa menit lagi dimulai belum menjadi fokus mereka, tapi kertas-kertas berisi tulisan dan angka-angka yang memusingkan kepala justru jadi sarapan pagi mereka. Itu yang tidak boleh terjadi pada siswa-siswa binaan saya.
Sepuluh menit acara pembukaan berlangsung. Ketika ketua panitia melaporkan jumlah peserta, ada hal yang membuat saya kaget. SMP yang menjadi juara umum dua tahun berturut-turut mengirimkan siswanya sebanyak 17 orang. Ini angka fantastis dan terbanyak sepanjang kegiatan LPKP diselenggarakan, satu sekolah mengirimkan 17 orang sekaligus dan hal ini sempat membuat saya agak khawatir juga kalau-kalau pulang dengan tangan hampa tahun ini. Namun kekhawatiran itu segera saya tepis agar tidak menular kepada siswa-siswa binaan saya. Walaupun kami hanya mengirimkan 4 orang dan 2 diantaranya benar-benar pemula namun tidak boleh menyurutkan api semangat kemenangan yang telah disulut dan tengah berkobar. Bagi saya ini adalah pertarungan 4 lawan 17. Jumlah sisanya tidak masuk hitungan, karena saya yakin kemampuan siswa-siswa binaan saya.
BABAK PENYISIHAN
Semua peserta LPKP sudah masuk ke ruangan tes untuk babak penyisihan. Babak penyisihan menggunakan metode soal teori tertulis pilihan ganda 60 soal. Jawaban benar dikali 2 dan jawaban salah dikurang 1 dengan menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Ketika semua peserta sudah siap dengan segala amunisinya dan beberapa saat lagi panitia membagikan soal, saya justru meminta anak-anak TBZ untuk keluar ruangan tes. “Tadi Pak Adi sempet kasih tahu kalian, jangan buru-buru masuk ruang tes, kita ke Masjid dulu sholat Dhuha, eehh Dadan buru-buru masuk semangat banget”, ujar saya setelah mereka keluar ruangan. Saya hanya ingin menyampaikan disaat-saat terakhir ketika lomba akan dimulai untuk dapat menyerahkan segalanya kepada Allah SWT . Shalat Dhuha juga bukan ingin berdoa memperolah kemenangan, tapi untuk tetap menjaga kebiasaan baik yang sudah dilakukan setiap harinya sebagaimana disekolah.
Lima menit cukup bagi saya untuk mengokohkan semangat dan mempersiapkan mental mereka. Dan dengan yakin mereka masuk kembali ke ruang tes dan memulai babak penyisihan. Tinggal saya harus sabar menunggu dengan perut yang belum terisi sama sekali semenjak pagi karena ba’da Shubuh sudah harus berangkat menghadiri agenda pekanan. Akhirnya Opera Mini dan semangkuk mie instan jadi teman menunggu dikantin sekolah itu.
MAKAN MIE
Dua jam telah terlewati, babak penyisihan usai. Sambil sedikit membahas soal, kami menuju kantin. Siang itu saya “terpaksa” makan mie instan dua kali. Satu kali untuk sarapan 2 jam yang lalu, dan sekarang untuk makan siang. Anak-anak TBZ juga ikutan terpaksa makan mie instan karena pilihan makanan yang terbatas dikantin itu. “Ayo pesan saja, sama minumnya sekalian, Pak Adi yang bayar”, ujar saya bersemangat. Baru kali ini LPKP tidak memberikan makan siang bagi peserta, biasanya minimal nasi padang. Allahumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa ‘adzaabannaar … Semoga doa makan bisa juga jadi doa kemenangan dan juara walau cuma makan mie.
UPDATE FACEBOOK
“Sesuai prediksi, 2 masuk final, berharap dengan sangat Juara 1 dan 2 dapat disabet/dipecut/dicambuk, apa aja deh yg penting JUARA. Selamat Berjuang nak...”
Demikian kalimat yg terupdate di account facebook saya melalui telepon selular pada pukul 13.27 Ahad siang itu, disertai sejumput harapan dan doa buat mereka. Dua orang kelas 7 SMPIT TBZ harus duluan pulang karena nilai dibabak penyisihan kurang dari angka TUJUH. Peraturan dari juri yang berhak masuk ke babak final adalah yang hasil tes teori tertulis minimal nilai tujuh. Hanya lima belas orang yang berhak bertempur di final. Maka jadilah Farhan Pradika dan Aghnizar Nafirell harus gugur ditengah pertempuran dan langsung dijemput oleh malaikat bermobil panther yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya Firell.
DADAN YANG CEMERLANG
“Gimana ?”, tanya saya penasaran sesaat setelah Dadan dan Saqfi keluar ruang Lab Komputer. Saya khawatir mereka berdua banyak menemukan kesulitan. “Tenang Pak … saya sudah upload ke internet”, jawab Dadan dengan santai. Sebuah jawaban yang diluar konteks pertanyaan saya tapi bisa langsung saya tangkap maksudnya. Ternyata disela mengerjakan soal final Microsoft Word dan Excel, Dadan sempat mengupload hasil pekerjaannya ke internet karena kebetulan komputer yang digunakan terkoneksi internet. Ide yang saya yakin tidak terpikirkan peserta lain karena sibuk berkutat menyelesaikan soal. “Ok, kita download lagi !”, ujar saya bersegera. Dengan berbekal Acer Aspire One 10inch yang Dadan bawa serta Nokia 3120 Classic ponsel kesayangannya koneksi internet dapat tersambung tanpa perlu menggunakan kabel apapun. Bluetooth + GPRS. Setelah sukses mendownload langsung saja kami bertiga membahasnya secara singkat. Tak ada kesulitan berarti yang mereka hadapi. “Semua hampir sama dengan latihan Pak !”, jawab Dadan yakin. Namun Saqfi sedikit mengkoreksi hasil pekerjaan Dadan yang menurutnya kurang sempurna dan terdapat kesalahan walaupun Dadan sedikit membela diri. Saya menyimpulkan berarti salah satu diantara mereka betul-betul mengerjakan dengan betul.
BUAH KESABARAN
Jam digital di tangan saya menunjukkan pukul 16.10 WIB. “Kalo jam setengah lima belum dimulai, kita pulang aja yuk, Pak Adi udah bete nih…”, ucap saya dengan wajah yang sudah mulai kusut. Bagaimana tidak, dari pukul 9 pagi setelah peserta mulai lomba sampai jam 4 sore pekerjaan utama saya hari itu adalah menunggu. Tapi pengumuman pemenang baru diumumkan dan dimulai pukul 16.15 WIB.
Dari mulai MC membuka acara pengumuman sekaligus penutupan saya sudah bersikap agak santai, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang harap-harap cemas. Mungkin faktor keletihan dan kebetean membuat saya tidak begitu antusias lagi dengan kata-kata yang yang mengalir dari mulut MC. Tapi kesabaran memang tidak ada batasnya, makanya sebete apapun saya menunggu tetap harus sabar.
Tanpa banyak basa-basi ketua panitia LPKP ke-7 langsung to the point membacakan hasil final karena waktu yang sudah semakin petang. ”Juara ke-3 dengan total nilai 504 diraih oleh peserta dengan nomor 001 atas nama Putra Perdana Haryana dari SMPIT Thariq Bin Ziyad”, ujar ketua panitia disertai gemuruh tepuk tangan peserta lomba yang lain. Entah kenapa hati saya tidak terlalu surprise dengan kalimat tersebut, mungkin karena bukan Juara 3 yang saya targetkan walaupun tetap bersyukur karena minimal pulang tidak dengan tangan hampa. Memang Juara 3 tidak lagi special karena sudah jadi langganan sebagaimana saya ceritakan sebelumnya. Ketua panitia melanjutkan dengan juara 2 yang ternyata diraih oleh SMPN 1 Tambun Selatan yang jadi Juara Umum 2 tahun berturut-turut sebelumnya. Hati dan otak saya langsung bekerja sepersekian detik menganalisa kejadian-kejadian sebelumnya untuk lalu mengambil kesimpulan sederhana. Allah SWT memang sungguh menakjubkan menciptakan manusia yang dilengkapi dengan akal pikiran yang juga luar biasa sehingga otak manusia mampu merefresh kejadian-kejadian sebelumnya dengan sangat cepat. Analisa sederhana saya dalam sepersekian detik itu adalah, kalau saat diskusi ringan pasca keluar Lab Komputer Saqfi sempat mengkoreksi pekerjaan Dadan yang menurutnya kurang sempurna, maka secara logika pekerjaan Saqfi lebih baik dari Dadan. Dadan sudah positif Juara 3, dan Saqfi bukan Juara 2. Secara reflek pula saya langsung memukul pundak Saqfi dengan bergumam, “Saqfi kamu Juara 1 !”. Saqfi Ahmad Rabbani, salah seorang siswa terbaik diantara banyak siswa terbaik di SMPIT Thariq Bin Ziyad lainnya hanya bisa tertegun bingung mendengar vonis dari saya. Pengalamannya menang diberbagai kompetisi bahkan sampai menginjakan kakinya di negeri ginseng Korea tetap membuatnya belum bisa rileks mendengarkan pengumuman pemenang. Dari Juara 3 dan Juara 2 yang telah dibacakan sangat terlihat jelas wajahnya pucat pasi dan keringat dingin ditambah deg-degan dikali salah tingkah dibagi grogi pangkat gelisah. Kemudian, ”Juara Pertama dengan total nilai 562 diraih oleh peserta dengan nomor 004 dan berhak atas Trophy Juara sekaligus JUARA UMUM LPKP ke-7 se-Jabodetabek tahun 2011 atas nama … Saqfi Ahmad Rabbani … dari SMPIT Thariq Bin Ziyad”, ujar ketua panitia bersemangat disertai lagi dengan gemuruh tepuk tangan peserta lomba yang lain. Bagi saya gemuruh tepuk tangan itu seperti bernada dan berirama melantunkan lagu “We Are The Champion” dari grup band aslinya Queen. Selama TUJUH tahun kalimat ini saya tunggu dan ingin sekali saya dengar semenjak LPKP ke-1 tahun 2005 diadakan, dan sekarang seakan nyaring terdengar di gendang telinga saya sekaligus meluluskan rasa penasaran saya akan Juara 1 sekaligus JUARA UMUM pada event tahun ini.
Alhamdulillah … Kesabaran itupun akhirnya berbuah. Selain Trophy Juara, kami pun berhak membawa pulang piala bergilir yang ukuran tingginya sepinggang orang dewasa dan dibingkai kaca, padahal cuma ada motor yang saya siapkan untuk pulang dan tidak mungkin dibawa menggunakan motor tersebut. Masalahnya sekarang adalah, bagaimana membawa piala sebesar itu ???...
Kamus istilah :
LPKP | : | Lomba Pengguna Komputer Pelajar |
SMANTAS | : | SMAN 1 TAmbun Selatan |
Backup | : | Membuat cadangan data |
Angle | : | Sudut pandang, posisi pandangan |
Eksis | : | istilah yang diambil dari kata Eksistensi |
Inkubasi | : | Pengeraman ide |
Archimedes | : | Seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani penemu Hukum Archimedes |
Panther | : | Macan Kumbang yang dijadikan tipe mobil merk Isuzu |
Opera Mini | : | Aplikasi browser internet yang digunakan di telepon selular |
Upload | : | Mengirimkan file dari komputer kite ke internet |
Download | : | Mengambil file dari internet ke komputer kita |
Microsoft Word | : | Aplikasi pengolah kata |
Microsoft Excel | : | Aplikasi pengolah angka |
Acer Aspire One | : | Jenis Netbook buatan Acer |
Bete | : | BT = BoringTerus = Bosan |
MC | : | Master of Ceremony / Pembawa Acara |
To the point | : | Langsung ke pokok persoalan |
Surprice | : | Kejutan |
Refresh | : | Menyegarkan kembali |
Penulis :
Syahruddin Setiadi
Guru TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi)
SMPIT Thariq Bin Ziyad
0 comments:
Post a Comment