Sewaktu M. Rifai Hakim sakit, dia adalah anak yang penyabar dan tidak pernah mengeluh tentang sakit yang dideritanya, orangtuanya bapak Nur Hardiansyah, juga begitu sabar dan gigih dalam membantu pengobatan lidahnya yang sakit, bermula ketika ia terjatuh saat bermain basket giginya secara tidak sengaja menggigit lidahnya, sampai pengobatan dilakukan ke negeri tirai bamboo, Cina. Alhamdulillah sampai lidahnya sembuh, namun sakit yang kedua adalah dipicu oleh peristiwa jatuh ketika naik kendaraan roda dua.
Saat itu gigi susu bagian kiri bawahnya tumbuh sampai akhirnya membengkak, sejak sakit yang kedua inilah pengobatan yang ia lakukan cukup difokuskan di rumah sakit dalam negeri, tidak terpikir untuk berobat kembali keluar negeri karena tidak separah sakit yang pertama, walaupun pak Nur Hardiansyah selaku orangtua terkadang kurang puas dengan penjelasan dari dokter yang merawatnya, namun ia masih memberikan kepercayaan, berobat dari rumah sakit ke rumah sakit.
Rifai dkk sewaktu SD |
Berita yang membuat mereka sangat terkejut adalah ketika Jumat malam dari SMS dan BBM yang beredar diantara mereka, alumni Graduates of Thariq Bin Ziyad dan internal guru dan karyawan Thariq Bin Ziyad tertulis : “Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ke sisi robnya, Rifai (Alumni SDIT & SMPIT TBZ) putra bapak Nur Hardiansyah hari ini (27/4) sekitar jam 17.30 sore WIB, Semoga almarhum mendapat tempat terindah disisi robnya, keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran, Amin.”
Di tengah kesibukan keluarga Bapak M Nur Hardiansya dalam menerima para keluarga, tetangga dan pelayat yang hadir pada saat itu untuk melakukan ta’ziyah, ada seorang Ibu yang berusaha meminta izin kepadanya untuk mendoakan ananda M. Rifai Hakim. Ia ingin membacakan Al-Qur’an surat Yasin terlebih dahulu, sebelum memanjatkan doanya untuk almarhum yang merupakan alumni SDIT Thariq Bin Ziyad tahun 2007 (G-7) dan SMPIT Thariq Bin Ziyad tahun 2009.
Setelah selesai melakukan bacaan dzikir dan do’anya seorang ibu yang berusaha meminta izin tadi baru ia menceritakan latar belakangnya, mengapa ia begitu antusias untuk beribadah, berdzikir dan mendoakan almarhum ananda M. Rifai Hakim, ternyata beliau mempunyai pengalaman kejadian suatu hari ketika ia di jalan, mobilnya tersenggol oleh motor seorang anak muda, yang terjadi ternyata ia yang dimarahi oleh anak muda tadi, ananda Rifai yang kalem dan sabar itu tak disangka tiba-tiba memnegur dengan berani anak muda tadi, sambil mengingatkan bahwa ibu ini adalah saudara kami.
Melihat sikap yang dilakukan oleh ananda Rifai, si ibu saat itu sangat terharu sampai akhirnya ia mendengar bahwa ananda yang telah membantunya itu saat ini telah pergi karena dipanggil oleh Allah menuju alam berikutnya yang kekal abadi. Di usia yang masih muda, seorang remaja pada tahun ini baru akan meninggalkan bangku jenjang SMA akan tumbuh menjadi seorang pemuda mengikuti jejak ayahnya yang pernah menjadi pengurus di DPD PKS Kota Bekasi sebagai bidang pemuda dan olehraga (DORA).
Selamat jalan ananda M. Rifai Haklim semoga Allah memberikan rahmatnya, Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakan dia, maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya,Lapangkanlah tempat masuk (kubur)-nya, dan cucilah dia dengan air, es dan embun serta bersihkanlah dia (dari dosa) sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik; dan masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dia dari siksa serta siksa api neraka. Ya Allah ampunilah kami baik yang masih hidup, yang sudah mati. [DM].
sumber : FB Tabloid Intajiyah
0 comments:
Post a Comment